Minggu, 27 Juni 2010

PERBANDINGAN GAME ENGINE


Sejarah dari Game Engine


Istilah “Game Engine” muncul pada pertengahan 1990-an, terutama dalam kaitannya dengan game 3D seperti orang pertama shooters (FPS). Begitulah popularitas id Software permainan Doom dan Quake. Perangkat lunak grafis, karakter, senjata, dan tingkatan permainan dirancang oleh mereka sendiri.

Kemudian permainan, seperti Quake III Arena dan Epic Games ’s 1998 Unreal dirancang dengan suatu pendekatan dengan mesin dan konten yang dikembangkan secara terpisah. Praktek seperti perizinan teknologi telah terbukti menjadi aliran pendapatan tambahan yang berguna untuk beberapa pengembang game, sebagai lisensi tunggal untuk high-end mesin permainan komersial dapat berkisar dari US $ 10.000 hingga jutaan dolar, dan jumlah pemegang lisensi dapat mencapai beberapa lusin perusahaan (seperti terlihat dengan Unreal Engine).Setidaknya, mesin dapat digunakan kembali membuat sekuel permainan berkembang lebih cepat dan lebih mudah, yang merupakan keuntungan berharga dalam persaingan industri video game.

Sekarang hampir semua perusahaan game memiliki game engine mereka sendiri, menggunakannya untuk membuat game mereka, dan menyimpannya untuk diri sendiri. Semakin lama kebutuhan untuk game engine yang makin modern semakin bertambah. Waktu demi waktu, game engine yang mereka kembangkan sendiri mulai dirasa terlalu mahal untuk dikembangkan lebih lanjut. Hal ini memicu beberapa developer untuk menciptakan game engine yang terbuka untuk di franchise kan. Sebagai contoh adalah id Tech dan Unreal Engine. Game Engine yang dijual dan di franchisekan secara umum semacam ini disebut dengan middleware. Middleware menawarkan harga yang relatif lebih murah, dan bagi kebanyakan studio game, menggunakan middleware merupakan solusi cepat dan ekonomis ketimbang harus membangun sendiri engine game mereka. Konsep dari game engine sebenernya cukup gampang, yaitu bahan dasar yang diperlukan sebuah game untuk menjalankan tugasnya, merender pixel demi pixel, menghitung physiscs, memperkirakan input tombol, dan lain hal, yang memungkinkan developer kreatif dapat membuat sebuah game dengan engine yang sama menjadi unik satu sama lain. Di analogikan sebagai sebuah mobil, game engine sudah merupakan bagian mobil, sekitar 50% jadi. Mesin dan rangkaian sistem pengapian, sampai pembuangan. Kurang body dan aksesoris. Sebuah game engine memungkinkan penggunaan kembali komponen komponen yang dapat mempercepat hadirnya game menjadi nyata di layar monitor mu. Beberapa diantara nya yang termasuk dengan itu adalah deteksi tubrukan, tampilan grafis, setting dalam game, artificial intelligence dan lain lain. Semua komponen tadi disatukan dalam satu pake game engine. Artist dan Developer, dapat menambahkan pustaka texture dan model sendiri untuk dijadikan tokoh utama atau setting dunia dalam sebuah engine. Sekali lagi dalam analogi game, model dan texture dalam game engine bisa dibilang sebagai body dan aksesoris mobil. Sebuah game engine dibagi lagi menjadi dua bagian besar. Yaitu API dan SDK. API ( Applicaiton Programming Interfaces ) adalah bagian operating system, services dan libraries yang diperlukan untuk memanfaatkan beberapa feature yang diperlukan. Dalam hal ini contohnya DirectX. Sementara SDK adalah kumpulan dari libraries dan API yang sudah siap digunakan untuk memodifikasi program yang menggunakan operating system dan services yang sama. Biasanya, game engine menyertakan keduanya. Contohnya dalam Unreal Engine, menyiapkan antarmuka baku bagi programmer untuk menciptakan game nya dengan mudah, melalui scripting engine, yang disebut UnrealScript, dan juga libraries, yang berisi model standar dan texture standar dan juga world editor yang disebut sebagai UnrealED.


Pengertian Game Engine


Game Engine adalah system perangkat lunak yang dirancang untuk menciptakan dan pengembangan video game. Ada banyak mesin permainan yang dirancang untuk bekerja pada konsol permainan video dan sistem operasi desktop seperti Microsoft Windows, Linux, dan Mac OS X. fungsionalitas inti biasanya disediakan oleh mesin permainan mencakup mesin render ( “renderer”) untuk 2D atau 3D grafis, mesin fisika atau tabrakan (dan tanggapan tabrakan), suara, script, animasi, kecerdasan buatan, jaringan, streaming, manajemen memori, threading, dukungan lokalisasi, dan adegan grafik. Proses pengembangan permainan sering dihemat oleh sebagian besar menggunakan kembali mesin permainan yang sama untuk menciptakan permainan yang berbeda.

Engine bukanlah executable program, artinya engine tidak bisa dijalankan sebagai program yang berdiri sendiri. Diperlukan sebuah program utama sebagai entry point atau titik awal jalannya program. Pada C++, entry point-nya adalah fungsi ‘main().’ Biasanya program utama ini relatif pendek. Game engine adalah program yang ‘memotori’ jalannya suatu program game. Kalau game diilustrasikan sebagai ‘musik’ yang keluar dari mp3 player, maka engine adalah ‘mp3 player’ dan program utama adalah ‘data mp3’ yang dimasukkan ke dalam mp3 player tersebut. Dengan adanya engine, waktu, tenaga dan biaya yang dibutuhkan untuk membuat game software menjadi berkurang secara signifikan. Beberapa game dengan jenis dan gameplay yang hampir sama bisa dibuat dengan sedikit usaha bila terlebih dulu dibuat engine-nya. Setelah engine diselesaikan, programmer hanya perlu menambahkan program utama, memakai resources (objek 3D, musik, efek suara) yang baru, dan, jika benar-benar dibutuhkan, sedikit memodifikasi engine sesuai kebutuhan spesifk dari game yang bersangkutan. Program game engine seluruhnya berorientasi objek. Dia lebih bersifat reaktif daripada prosedural. Sulit untuk menggambarkan engine secara keseluruhan dalam flow-chart, karena alur program bisa diatur sesuai dengan keinginan pemakai engine, yaitu game programmer.


Tipe Tipe Game Engine


Game engine biasanya datang dengan berbagai macam jenis dan ditujukan untuk berbagai kemampuan pemrogramman. Berikut adalah tipe-tipe dari game engine :

  • Roll-your-own game engine.

Banyak perusahaan game kecil seperti publisher indie biasanya menggunakan engine nya sendiri. Ini berarti mereka menggunakan API seperti XNA, DirectX atau OpenGL untuk membuat game engine mereka sendiri. Disisi lain, mereka kadang menggunakan libraries komersil atau malah open source. Terkadang mereka malah membuat semuanya dari nol. Biasanya, game engine tipe ini lebih disukai karena selain kemungkinan besar tersedia gratis, juga memperbolehkan mereka, para developer, lebih fleksibel dalam mengintegrasikan komponen yang diinginkan untuk dibentuk sebagai game engine mereka sendiri. Kelemahannya, banyak engine yang dibuat dengan cara semacam ini malah menyerang balik developernya. Menara Games Studio membutuhkan satu tahun penuh untuk menyempurnakan game engine nya, hanya untuk di tulis ulang semuanya dalam beberapa hari penggunaan karena adanya bug kecil yang sangat mengganggu.

  • Mostly-ready game engines.

Engine engine ini biasanya sudah menyediakan semuanya begitu diberikan pada developer / programmer. Semuanya termasuk contoh GUI, physiscs, libraries model dan texture, dan segalanya. Banyak dari mereka yang sudah benar benar matang, sehingga dapat langsung digunakan untuk scripting sejak hari pertama. Biasanya game engine semacam ini memiliki batasan batasan, terutama jika dibandingkan dengan game engine sebelumnya yang benar benar terbuka lebar. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi terlalu banyak error yang mungkin terjadi setelah sebuah game yang menggunakan engine ini dirilis, dan masih memungkinkan game engine nya itu sendiri untuk mengoptimalkan kinerja game nya. Banyak dari game engine seperti ini, Unreal Engine, Source Engine, id Tech Engine dan sebagainya, yang sudah sangat optimal dibandingkan jika harus membuat dari awal. Hal ini dengan serta merta menyingkat sangat banyak waktu dan jelas, biaya dari para Developer game.

  • Point-and-click engines.

Engine untuk point-and-click merupakan engine yang sangat amat dibatasi, tapi dibuat sangat user friendly. Kamu bahkan bisa mulai membuat game mu sendiri menggunakan engine seperti GameMaker, Torque Game Builder dan Unity3D. Dengan sedikit memanfaatkan coding, kamu sudah bisa merilis game point-and-click yang kamu banget. Kekurangannya terletak pada terbatasnya jenis interaksi yang bisa dilakukan, dan biasanya hal ini mencakup semuanya, mulai dari grafis, hingga tata suara. Tapi bukan berarti game engine jenis ini nggak berguna, bagi developer cerdas dan berdaya kreativitas tinggi, game engine bapuk seperti ini bisa dirubah menjadi sebuah game menyenangkan, seperti flow. Game engine seperti ini memang ditujukan bagi developer yang ingin menyingkat waktu pemrogramman, dan secepatnya merilis game game mereka.


Jenis – Jenis Game Engine


1. Freeware

  • Blender
  • Golden T Game Engine (GTGE)
  • DXFramework
  • Ogre
  • Aleph One
  • Axiom Engine
  • Allegro Library
  • Box2D
  • Build Engine
  • Cube
  • Cube 2
  • DarkPlaces
  • jMonkeyEngine (jME)
  • Panda3D
  • Pipmak Game
  • Unity


2. Berbayar/ Commercial

  • Alamo
  • A.L.I.V.E
  • BigWorld
  • DXStudio
  • Dunia Engine
  • Euphoria
  • GameStudio
  • Jade Engine
  • Jedi
  • Medusa
  • RPG Maker VX
  • RPG Maker XP
  • RPG Maker 2003
  • RPG Maker 95
  • Vision Engine
  • Visual3d


Perbandingan Game Engine OGRE dengan DXStudio


OGRE


Object Oriented Graphics Rendering Engine atau yang biasa dikenal dengan sebutan OGRE adalah sebuah engine/ mesin yang berorientasi pada object, fleksibel mesin render 3D (sebagai lawan dari mesin permainan) yang ditulis dalam bahasa C++ dirancang untuk membuatnya lebih mudah dan intuitif bagi developer untuk menghasilkan aplikasi dengan menggunakan hardware - accelerated grafis 3D. OGRE termasuk dalam jenis game engine yang freeware/open source game engine.

Perpustakaan kelas abstrak rincian menggunakan sistem yang mendasari perpustakaan seperti Direct3D dan OpenGL dan menyediakan sebuah antarmuka dunia yang didasarkan pada objek dan kelas-kelas tingkat tinggi lainnya. Pengetahuan pemrograman dengan menggunakan bahasa C++ sangat diperlukan agar dapat mengembangkan games / permainan dengan OGRE. OGRE itu sendiri tidak bisa menggunakan bahasa C karena dikhususkan untuk pemrograman yang berorientasi object. Untuk IDE nya kita pakai CodeBlocks + MinGw.


OGRE mempunyai beberapa fitur yang biasa digunakan, di antaranya adalah :

1. Desainnya yang Object Oriented yaitu dengan menggunakan plugin untuk mempermudah dalam memasukkan fitur lainnya.

2. Engine berbasis scane graph dengan bantuan untuk sebuah varietas yang luas, octree, BSP, & Paging Landscape scene manager.

3. Ogre adalah sepenuhnya multi-platform, dengan OpenGL dan Direct3D dukungan. Dapat membuat konten yang sama pada berbagai platform tanpa pencipta konten harus mempertimbangkan kemampuan yang berbeda dari setiap platform. Hal ini mengurangi kompleksitas menjalankan sebuah permainan pada banyak sistem. Saat ini binari pre-compiled ada untuk Linux, Mac OS X, dan semua versi utama Windows.

4. Ogre juga mendukung program Vertex dan Fragment shader bersama dengan adat ditulis dalam GLSL, HLSL, Cg dan assembler.

5. The landscape scene manager / pemandangan – pemandangan manajer untuk Progressive LOD, yang mana bisa dibuat secara otomatis atau manual.

6. Engine animasi yang mensuport penuh untuk multiple hardware.

7. OGRE mempunyai comositing manager dengan bahasa script dan full screen post processing untuk efek seperti HDR, blooming, satruation, brightness, blurring, & noise.

8. Libraries mempunyai fitur memory debugging & loading resource dari archive-nya.

9. Tersedia konten tools untuk 3D modeler, seperti 3D Studio Max, Maya, Blender, LightWare, Milkshape, Sketchup, dsb.


OGRE pada umumnya hanya sebagai graphic rendering engine bukan complete game engine. Tujuan utamanya dari OGRE adalah untuk memberikan solusi umum untuk grafis rendering. Dengan kata lain fitur OGRE hanya khusus menangani vector & matrix classes, memory handling, dan lain-lain. Namun hal ini hanya merupakan tambahan saja. Ini bukanlah salah satu dari semua solusi dalam istilah game development / simulasi karena OGRE tidak menyediakan audio / physics support, oleh karena itu kita masih menggunakan beberapa library lain untuk GUI, sound, dll. Hal ini menjadi salah satu dari kelemahan OGRE.

Dibalik kelemahannya tersebut, tentu saja OGRE juga punya di antaranya adalah kemampuan grafis dari engine ini, yaitu bisa memberikan para developer sebuah kebebasan untuk menggunakan physics apapun, input, audio, dan library lainnya. OGRE memberikan para tim development untuk fokus pada graphics daripada beberapa sistem-sistem yang ada dalam game development. OGRE dapat mensuport OIS, SDL, CEGUI libraries, dan juga Cg Toolkit. Sekarang ini OGRE adalah publish dibawah dua lisensi / lisensi ganda, yaitu LGPL & OUL. Maka sekarang ini para publish tersebut membuka OGRE sebagai free / open-source software.


DXStudio


DXStudio termasuk ke dalam game engine commercial/berbayar. DX Studio adalah sebuah lingkungan pengembangan terintegrasi yang lengkap untuk membuat grafis 3D yang interaktif. Sistem ini terdiri dari baik mesin 3D real-time dan suite dari alat editing. Mesin memungkinkan JavaScript mengendalikan semuanya dari perubahan latar belakang untuk jerat mengedit secara real-time. Anda juga dapat komando dan kontrol dokumen dari luar pemain menggunakan ActiveX / COM interface. Menggunakan DX Studio Anda dapat membangun aplikasi lengkap interaktif real-time, simulasi atau permainan, untuk menggunakan Pengukur atau untuk embedding di lain Microsoft Office / aplikasi Visual Studio. Mesin pemutaran di kedua EXE dan DLL ActiveX bentuk dapat didistribusikan lebih lanjut tanpa royalti.

DXStusio ini memiliki fitur, yaitu sistem ini meliputi baik 2D dan 3D editor tata letak, dan memungkinkan kontrol JavaScript adegan, objek dan media secara real-time. Dokumen juga dapat dikendalikan dari luar pemain menggunakan ActiveX / antarmuka COM atau TCP / IP port. Mesin belakang DX menggunakan DirectX 9.0c Studio menggunakan teknologi ActiveX pengguna dapat membangun sendiri C + +, C # atau aplikasi VB.Net dan drop DX Studio Player sebagai komponen. Sebuah dokumen interaktif yang lengkap dapat dikompilasi menjadi EXE didistribusikan tunggal. Untuk pengguna tingkat lanjut plug-in yang tersedia SDK, dengan beberapa DirectX / C + + atau pengetahuan HLSL, pengguna dapat kode efek mereka.

Lisensi dari DXStudio adalah DX Studio tersedia dalam edisi standar baik dan profesional. Perbedaan dalam perizinan antara dan non-komersial pengguna komersial juga dibuat. Kendali source code ke pemutar juga tersedia di bawah Lisensi Perusahaan.


Sumber :

http://tayerpups.wordpress.com/2010/03/17/analisa-game-engine/

http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_game_engines

http://en.wikipedia.org/wiki/DX_Studio

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/perbedaan-game-engine/

http://eng-liebhaber.blogspot.com/2010/03/ogre.html